WALHI NTT melihat, Mangrove yang kaya manfaat ini tentu tak akan bertahan apabila tidak ada upaya dari manusia untuk melakukan pelestarian. Dan deforestari akan terus terjadi  akibat dari kebijakan pembangunan yang abai keberadaan mangrove. Hal tersebut harus menjadi evaluasi serius sebab pembangunan yang tidak menyasar pada prinsip ekologis akan berdampak pada “kelompok rentan”, yakni masyarakat dan perempuan pesisir juga generasi yang akan datang. Sebab jika mangrove tidak dijaga dan dipelihara, cepat atau lambat laut Indonesia akan kehilangan kekayaan lautnya. Jumlah ikan dan terumbu karang yang terancam punah adalah sebuah alarm untuk bisa hidup berdampingan dan melestarikan mangrove. Sebab manfaat mangrove juga juga terhubung dengan urusan kebutuhan pangan kita.

Jika hal-hal ini tidak dilakukan, berarti kita sedang melakukan kejahatan terhadap generasi yang akan datang, dunia seperti apa yang akan kita tinggalkan?

Faktor-faktor perubahan iklim dan dampaknya sedang menjelaskan kepada kita  bagaimana semestinya kita manusia bersikap terhadap alam. Dan menanam mangrove adalah salah satu cara menunjukan kecintaan kepada alam, kepada bumi yang akan kita wariskan bagi anak cucu.

Selamat Hari Mangrove Nasional. Menanam dan melestarikan mangrove adalah merawat masa depan.