Potret Krisis Ekologi di NTT Akibat Pembangunan Berwatak Kapitalis
Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki sejarah panjang pengrusakan lingkungan. Pada catatan akhir tahun Walhi NTT di tahun 2020 hingga tahun 2021 tercatat bahwa NTT dikepung oleh berbagai kebijakan dan praktek pembangunan yang abai pada keselamatan rakyat dan lingkungan hidup, mulai dari dari proyek investasi pariwisata, proyek perkebunan monokultur dan proyek pertambangan.
Misalnya, Proyek pembangunan batu gamping dan pabrik semen di wilayah Manggarai Timur yang berlokasi di perkampungan dan lahan – lahan pertanian warga. Pengalihfungsian yang ada akan membuat masyarakat kehilangan ruang produksi dan ruang penghidupannya. Selain itu, proyek tersebut juga berpotensi menimbulkan konflik sosial diantara masyarakat melalui pengrusakan sistem tata budaya masyarakat. Masyarakat juga terancam mengalami masalah kesehatan akibat dari adanya aktivitas pertambangan yang dekat dengan kawasan pemukiman.
Tidak sampai disitu, kawasan tambang tersebut juga berada di bentang Kars Flores yang menyediakan suplai air bersih bagi daerah sekitarnya, memberikan penghidupan bagi ribuan komunitas di belahan barat Pulau Flores, khususnya dari Reo di Kabupaten Manggarai hingga Riung di Kabupaten Ngada. Karena kawasan ini memiliki fungsi yang sangat vital maka seharusnya dijadikan kawasan lindung ekologis dan tidak diperkenankan untuk dirusak termasuk dengan mengizinkan beroperasinya pertambangan.
Di Timor, pengrusakan daerah hulu sungai menjadi kawasan pertambangan pasir yang terjadi di wilayah Noel Bikoko berujung pada terbatasnya akses air masyarakat terutama petani hingga mengakibatkan terjadinya kekeringan yang menyebabkan gagal tanam dan gagal panennya petani. Sumur – sumur masyarakat pun mengalami kekeringan.
Sementara itu, kasus hutan adat kasus hutan adat masyarakat Pubabu Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) untuk proyek perkebunan kelor menimbulkan konflik berkepanjangan antara masyarakat dan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara TImur terkait melindungi serta akses masyarakat terhadap hutan adatnya dan menghilangnya pengetahuan perempuan tentang sumber – sumber pengetahuan lokal seperti pewarna alami dalam proses menenun dan obat – obatan tradisional
Di Sumba, deforestasi yang terjadi disalah satu wilayah hutan adat masyarakat untuk proyek perkebunan monokultur tebu dan pabrik gula. Proyek perkebuanan tebu dan pabrik gula yang dibangun telah mengakibatkan terampasnya hak masyarakat adat atas tanah ulayatnya, berkurangnya debit air yang dirasakan oleh para petani untuk area pertaniannya hingga banjir yang tidak pernah terjadi dalam kurun 10 tahun terakhir.
Proyek invesitasi pariwisata yang memprivatisasi kawasan pesisir dan pulau – pulau kecil semakin memperparah kerusakan lingkungan yang ada seperti maraknya pemberian ijin usaha pariwisata di kawasan Taman Nasional Komodo. Salah Satu warisan dunia ini juga tidak lepas dari ancaman. TNK yang kini memiliki 3022 Komodo. Dalam catatan WALHI NTT ada beberapa ancaman yang langsung menyasar ekosistem Komodo dan eksistensi masyarakat adat disana. Praktek – praktek penyelundupan mata rantai Komodo seperti rusa pada 2018 – 2019, praktek penyelundupan anak Komodo sebanyak 41 ekor pada 2019, ancaman praktek pembangunan infrastruktur skala besar yang rakus lahan, rakus air, rakus energi, rakus bahan konstruksi atas nama kepentingan pariwisat di bentang alam ekosistem asli komodo
Pengrusakan lingkungan akibat pertambangan,, konflik agraria, privatisasi wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil atas nama pariwisata mempertontonkan ketidakberpihakan pemerintah yang arogan dalam eksploitasi alam di Nusa Tenggara TImur dengan tameng kemajuan dan peningkatan pendapatan perekonomian daerah
Semua aktivitas industri yang tidak ramah lingkungan ini tidak hanya memperparah kerusakan dan memperpanjang catatan kelam pengrusakan lingkungan di NTT juga menyumbang peningkatan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global yang berakibat adanya perubahan iklim yang memicu adanya bencana iklim.
Nusa Tenggara Timur yang merupakan wilayah kepulauan termasuk sebagai daerah rentan bencana. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat hampir semua bencana alam pernah terjadi di NTT. Sesuai kajian data resiko bencana yang dilakukan pada tahun 2021 terdapat delapan jenis bencana alama yang melanda provinsi berbasis kepulauan ini yaitu banjir, cuaca ekstrem, gelombang pasang, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan, letusan gunung berapi serta tanah longsor.
Dalam kurun waktu 23 tahun terakhir sejak 1999 hingga april 2022 ada 927 kasus bencana telah terjadi. Badan Meteorologi, Klimatologii dan Geofisika Nusa Tenggara Timur setiap tahun selalu memperingatkan potensi bencana akibat cuaca yang buruk, baik di daratan maupun di peraiaran.
Salah satu bencana yang paling buruk terjadi pada Aprl 2021. Nusa Tenggara Timur dilanda bencana badai siklon tropis kategori 3 yang menjadi siklon tropis pertama yang mampir di daratan Indonesia yakni Siklon Tropis Seroja. Badai siklon ini berdampak luas dan menimbulkan banyak kerusakan akibat angin kencang, banjir dan tanah longsor dibeberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur. Kota Kupang menjadi salah satu daerah dengan tingkat kerusakan parah akibat badai Siklon Tropis Seroja.
Bencana iklim yang terjadi ini tidak hanya mengakibatkan warga kehilangan tempat tinggal, harta benda, wilayah kelola serta sumber perekonomiannya. Penyintas juga harus tinggal di posko – posko dengan fasilitas dan akses yang minim untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan pangan sehari – hari, hal ini menimbukan kerentanan terhadap kelompok rentan dan marjinal.
Kedatangan masyarakat dua desa tersebut bukan merupakan kedatangan pertama ke Kementerian ATR/ BPN. Warga berharap kunjungan kali ini membuat Kementerian ATR/BPN memprioritaskan penyelesaian konflik agraria di desa mereka.
但俗話說“是藥三分毒”,另外從個人情感來說不管是ED患者自己還是其性伴侶,對長期依靠威而鋼支撐性生活肯定都是非常不滿意的,威而鋼, 因此只要了解避免了以上禁忌症,現有的臨床經驗來看,在醫生指導下長期服用威而鋼還是沒有問題的。
晚睡熬夜、睡眠過少會影響心臟健康、動脈血管健康,使心臟動泵出血液的力量變弱,血管動脈老化變窄,從而引起器質性勃起功能障礙(陽痿)。犀利士的副作用類似,所以亦會加重犀利士副作用症狀,請應謹慎使用。