Senada dengan itu, rusaknya lingkungan—tanah, laut, hutan dan alam—secara keseluruhan tidak terjadi karena kelebihan penduduk, kemiskinan genetik, melainkan disebabkan oleh akumulasi kapital yang terus melebarkan sayap ekspansinya dan mengutamakan kepentingan pemodal. Dalam pada itu, polusi, pemiskinan, dan perampasan dihasilkan oleh relasi kuasa yang tidak adil, distribusi ekologis yang fatal, dan pemiskinan yang sistemik. Lebih lanjut, sistem kapitalisme jelas tak berkelanjutan dalam hal: (1) perburuannya atas akumulasi kapital yang tanpa henti membuat produksi harus terus membesar untuk mendatangkan laba; (2) penghancuran besar-besaran atas lingkungan hidup; (3) meningkatkan ketimpangan pendapatan dan kemakmuran ; (4) pencariannya akan “senjata-senjata pamungkas” teknologis sebagai cara untuk mengelak dari memburuknya persoalan sosial dan ekologi akibat fungsi dan operasi sistem itu sendiri; dan (5) dorongan dan penghargaannya pada karakteristik-karakteristik ketokohan yang menimbulkan kehilangan hubungan dengan sesama manusia, dengan masyarakat, dan dengan alam.
Akhirnya, membicarakan solusi adalah memikirkan apakah ekspansi kapitalisme yang termanifestasi dalam proyek pembangunan bisa ramah lingkungan. Penalaran tentang hal ini akan bermuara pada tujuan kapitalisme itu sendiri: maksimalisasi laba dalam upaya akumulasi kapital tiada akhir dengan skala ekspansi yang terus membesar dan berupaya mengubah setiap materi di muka bumi ini menjadi komoditas yang bisa diberi harga. Karena itu sejumlah pemikir ekologi yang mencoba kritis terhadap status quo kapitalisme justru berbuntut pada cara-cara licin untuk mendamaikan diri dengan kapitalisme. Kapitalisme menjelma sebuah tempurung yang mustahil untuk lepas darinya.
Dalam kaitannya dengan pasar, kenyataannya masyarakat kapitalis melayani kepentingan sempit akumulasi kapital dan memperkuat kuasa golongan kaya dan tidak transparan dalam kebijakan. Singkatnya, percuma berharap kepada pasar karena pasar juga didominasi oleh korporasi raksasa yang terus berekspansi, mengeruk ruang dan sumber daya, dan melanggengkan monopoli ekonomi. Dalam pada itu, pembangunan alih-alih ingin mencapai kesejahteraan dan keadilan sebagai situasi ideal demokrasi, justru yang terjadi adalah plutokrasi (kekuasaan oleh kaum berduit). Pada titik inilah istilah “pembalikkan atas kenyataan” menjadi relevan: kapitalisme dipandang lebih nyata daripada lingkungan hidup, sehingga kapitalismelah yang perlu diselamatkan dalam konteks krisis lingkungan, bukan lingkungan hidup itu sendiri.
Langkah-langkah yang perlu diambil: Pertama, mengkritisi wacana pembangunan yang ditelurkan oleh pemerintah, serta melakukan gerakan-gerakan resistansi ruang lingkup yang bersumber pada nilai-nilai kebudayaan lokal. Kedua, revolusi ekologis. Revolusi ekologis berarti memutus lingkaran setan eksploitasi atas manusia dan atas alam. Seruan revolusi ekologis untuk melawan ekspansi kapital lewat pembangunan tentu akan terbuka bagi kritikan bahwa solusi seperti ini terlalu naif dan terlalu lama untuk membuahkan hasil. Namun, yang perlu dilakukan untuk mengatasi krisis lingkungan adalah memastikan bahwa manusia punya masa depan. Terus berupaya mengganti kapitalisme dengan tatanan sosial berbasiskan perekonomian yang tidak memperkaya diri dan memaksimalkan kepentingan privat, melainkan lebih kepada pemenuhan kebutuhan riil manusia dan memulihkan lingkungan ke dalam kondisi sehat dan berkelanjutan. Ringkasnya, revolusi ekologis mendahulukan manusia dan lingkungan di atas laba. Dengan demikian, kita bisa terus hidup dengan merawat lingkungan serta mencegah metabolisme lingkungan yang sudah retak.
Bibliografi:
Buku:
Daven, Mathias., & Georg Kirchberger. 2019. Hidup: Sebuah Pertanyaan-Kenangan 50 Tahun STFK Ledalero. Maumere: Ledalero.
Li, Tania. M. 2002. Proses Transformasi Daerah Pedalaman di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor.
Magdoff, Fred., & John B. Foster. 2018. Lingkungan Hidup dan Kapitalisme: Sebuah Pengantar. Penerjemah: Pius Ginting. Tangerang: Marjin Kiri.
Robison, Richard. 2012. Soeharto & Bangkitnya Kapitalisme Indonesia. Jakarta: Komunitas Bambu.
Internet:
https://islambergerak.com/2018/04/pembangunan-depolitisasi-demokrasi-dan-resistensi-petani manggarai-flores-barat/
https://indoprogress.com/2020/03/pariwisata-super-premium-dan-penguasaan-sumber-daya-di flores/
Kedatangan masyarakat dua desa tersebut bukan merupakan kedatangan pertama ke Kementerian ATR/ BPN. Warga berharap kunjungan kali ini membuat Kementerian ATR/BPN memprioritaskan penyelesaian konflik agraria di desa mereka.
但俗話說“是藥三分毒”,另外從個人情感來說不管是ED患者自己還是其性伴侶,對長期依靠威而鋼支撐性生活肯定都是非常不滿意的,威而鋼, 因此只要了解避免了以上禁忌症,現有的臨床經驗來看,在醫生指導下長期服用威而鋼還是沒有問題的。
晚睡熬夜、睡眠過少會影響心臟健康、動脈血管健康,使心臟動泵出血液的力量變弱,血管動脈老化變窄,從而引起器質性勃起功能障礙(陽痿)。犀利士的副作用類似,所以亦會加重犀利士副作用症狀,請應謹慎使用。