Penghargaan “Par deng PAR” merupakan sebuah bentuk penghargaan oleh WALHI NTT atas karya karya jurnalistik Lingkungan Hidup wartawan di NTT. Penghargaan ini diberikan ke perseorangan wartawan yang tulisan beritanya berhasil dinilai oleh tim juri sebagai yang terbaik dalam kategori Indepth Reporting dan berdampak. Nama “Par deng PAR” sendiri dipilih WALHI NTT untuk menghormati Bapak Piter A Rohi (Alm). Beliau adalah seorang jurnalis senior asal NTT yang telah meninggal dunia di tahun 2020 ini. Beliau dikenal sebagai wartawan yang suka dengan “Kedalaman Informasi” alias dalam istilah jurnalisme yaitu Indepth Reporting. Mengapa Beliau? WALHI NTT melihat kontribusi beliau dalam menyampaikan berita tentang ancaman bencana bagi masyarakat Waiteba, Flores bila Gunung Hobal Meletus pada tahun 1979. Beliau dalam tulisannya mengingatkan negara untuk segera mengungsikan masyarakat namun saat itu tidak digubris dan bencana pun terjadi.

Nama “Par deng PAR” merupakan pencampuran istilah, gaya bahasa di NTT dan sebuah akronim. Par, merupakan istilah di NTT yang bisa berarti cocok, sesuai, seiring sejalan. Deng, merupakan gaya Bahasa di NTT yang berarti dengan. PAR merupakan akronim dari Nama Bapak Piter A Rohi. Harapannya tentu saja, penghargaan ini untuk mendorong karya karya jurnalistik yang mengedepankan informasi pembangunan dan bencana alam yang akan berpotensi menjadi ancaman bagi keselamatan rakyat dan lingkungan hidup.

Penghargaan “Par deng PAR” ini untuk pertama kalinya diselenggarakan pada 2020 ini dan akan menjadi tradisi tahunan WALHI NTT di setiap peringatan hari lahir WALHI NTT yakni pada 06 Oktober. Besar harapannya kedepannya penghargaan ini akan terus memacu muncul jurnalis jurnalis lingkungan hidup yang terus mengingatkan betapa pentingnya keadilan ekologi. Salam Adil dan Lestari !