Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘kepemimpinan’ merupakan perihal pimimpin atau cara memimpin. ‘Memimpin’ sendiri berarti mengetuai atau mengepalai, atau melatih (mendidik, mengajari, dan sebagainya) supaya dapat mengerjakan sendiri. Seperti dalam arti tersebut, pemimpin memiliki andil besar dalam menentukan berjalannya struktur, program, atau organisasi yang dibawahinya.

Kini, para pemimpin telah memasuki zaman globalisasi yang merujuk pada perkembangan teknologi dan industri. Pemanfaatan besar-besaran sumber daya alam, pesatnya pembangunan, serta daya konsumsi masyarakat yang meningkat pesat. Bahkan, Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup bahkan sudah mengantisipasi dengan menyebutkan istilah “Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan” yakni mendukung proses pengelolaan sumber daya alam yang mendukung kegiatan manusia serta keadan lingkungan supaya tidak mengganggu ekosistem. Tugas pemimpin menjadi penting dalam mengolah, mendistribusi, hingga mengarahkan instansi, lembaga, atau individu di bawahnya secara bijak.

Di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT), marak terjadi penyimpangan dan pencemaran akibat kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan publik dan keselamatan ekologis. Pertambangan di pulau-pulau, krisis sumber daya air, serta maraknya privatisasi daerah pesisir merupakan persoalan lingkungan yang nyata di kawasan NTT. Melihat pada fakta tersebut, pada tahun 2019 Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Nusa Tenggara Timur (NTT)  mencoba menantang para calon anggota legislatif NTT untuk menyampaikan kampanye  politiknya yang berwawasan lingkungan hidup dalam sebuah lomba penulisan artikel. Dari 9000an calon anggota legislatif saat itu, WALHI NTT hanya menerima 11 artikel. WALHI NTT kemudian sampai pada penilaian bahwa NTT sedang mengalami krisis pemimpin yang berwawasan lingkungan hidup.

Di satu sisi, membangun kepemimpinan yang berwawasan ekologis juga merupakan mandat WALHI NTT .  Oleh sebab itu, pendidikan kepemimpinan berwawasan ekologis menjadi agenda tahunan yang dilakukan oleh WALHI NTT. Pendidikan kepemimpinan berwawasan ekologis ala WALHI NTT di kemas dalam Pendidikan Sahabat Alam bagi mahasiswa/i yang berasal dari berbagai kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Timur. Seusai pendidikan, karakter kepemimpinan berwawasan ekologis mahasiswa/i tersebut akan dibentuk lebih lanjut dalam komunitas Sahabat Alam. Tidak hanya menjadi sarana membentuk karakter kepemimpinan berwawasan ekologis, Sahabat Alam juga merupakan wadah kaderisasi bagi penerus WALHI NTT di masa depan.

Tahun ini, WALHI NTT kembali menyelenggarakan Pendidikan Sahabat Alam NTT Angkatan 2020. Dalam angkatan ini akan direkrut sebanyak 10 orang calon pengurus komunitas Sahabat Alam melalui seleksi online dan wawancara.

Alur Pendaftaran Hingga Pengukuhan Sahabat Alam:
1. Seleksi online : 01 – 05 Desember 2020
2. Pengumuman Seleksi Online : 07 Desember 2020
3. Wawancara : 07 Desember 2020
4. Pendidikan Sahabat Alam: 11-13 Desember 2020
5. Pengukuhan Pengurus Sahabat Alam: 20 Desember 2020

Persyaratan Calon Peserta:
1. Mengisi google form (link: https://forms.gle/8ijW9tMpVxdYo6LDA)
2. Merupakan mahasiswa/i yang berada pada semester I sampai V dengan menyertakan hasil scan KRS semester berjalan
3. Tidak sedang menjadi anggota ataupun pengurus organisasi di internal atau eksternal kampus.
4. Mengikuti seluruh rangkaian pendidikan
5. Berkomitmen untuk menjadi pengurus selama satu tahun (2021-2022).
6. Pendaftar perempuan diprioritaskan

Harapannya, tahun ini WALHI NTT kembali mencetak kader-kader muda, calon pemimpin dengan karakter dan wawasan lingkungan hidup yang dapat meneruskan tongkat estafet perjuangan bagi keadilan dan kelestarian lingkungan hidup di masa depan. (Rima)